Sunday, April 27, 2014

Makalah Entrepreneurship

 
 
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, segala puji bagi Allah SWT Tuhan pencipta alam semesta beserta makhluk ciptaan-Nya, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. Yang telah membawa seluruh umat islam dari zaman yang penuh kesesatan menuju zaman yang penuh rahmat dengan tersebarnya agama islam di muka bumi ini.


Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dalam mata kulia Entreprenuer Managemen  Informatika, dan untuk mengembangkan kemampuan dalam penyusunan makalah maka dengan segenap yang saya miliki dengan didasari mengharap ridho dari Allah SWT maka tersusunlah makalah yang masih sangat sederhana ini.

Dan penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing dalam Mata Kuliah “Entrepreneur Manajemen Informatika”, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melatih dan mengukur kemampuan saya tentang mata kulia ini.

Saya selaku penulis dan penyusun makalah ini sadar bahwa makalah ini masih terdapat banyak kesalahan-kesalahan baik itu dalam hal penulisan maupun dalam hal penyusunan atau yang lainnya, maka dari itu penulis mengaharapkan saran dan kritik dari para pembaca agar penulis bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah terjadi.Dan penulis juga berharap agar penyusunan makalah ini bisa memberi manfaat bagi pembaca maupun bagi penulis secara pribadi.Amien ya robbal ‘alamin..


Tangerang, 24 October 2011



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Metode Penelitian
1.3 Batasan Masalah
1.4 Maksud dan Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

A.Wirausaha
2.1 Pengertian
2.2 Faktor Usaha
2.3 Faktor Pemicu Wirausaha
2.4 Kharateristik Wirausaha
B. Konsep Pemasaran
2.1.1 Product
2.1.2 Price
2.1.3 Place
2.1.4 Promotion

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Identitas Perusahaan
3.2 Identitas Pengusaha
3.3 Tinjauan Umum Perusahaan
3.4 Analisa S.W.O.T
.
BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan
4.2. Saran

FOTO-FOTO
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
 PENDAHULUAN

 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
 Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan dengan cara memproduksi, menjual atau menyewakan suatu produkk barang atau jasa.
 Dalam menjalankan suatu usaha (wirausaha) seorang pelaku usaha harus memiliki :

Ø  . Skill (kemampuan)
 Seorang pelaku usaha harus memiliki skil (kemampuan) untuk berwirausaha karna tanpa skil (kemampuan) seorang pelaku usaha tidak akan mungkin bisa berwirausaha. Jadi skill (kemampuan) adalah modal utama yang harus dimiliki dalam berwirausaha.

Ø  . Tekad (kemauan)
 Apabilaseorang pelaku usaha telah mempunyai skill (kemampuan) tapi tanpa ada tekad (kemauan yang kuat) untuk berwirausaha maka skill (kemampuan) berwirausaha itu akan sia-sia karena tidak dapat tersalurkan. Jadi pada dasarnya skill dan tekad itu harus dimiliki oleh seorang pelaku wirausaha

Ø  . Modal
 Modal merupakan aspek yang sangat menunjag dalam hal memulai dan menjalankan suatu usaha disamping mempunyai skill dan tekad.

Ø  . Target dan Tujuan
 Seorang pelaku usaha apabila ingin menjalankan suatu usaha maka harus bisa menentukan targer dan tujuan pemasarannya. Karena apabila target dan tujuan tidak direncanakan maka usaha yang dijalankan tidak mungkin dapat bertahan lama.

Ø  . Tempat
 Tempat berwirausaha merupakan aspek yang harus dimiliki bila ingin menjalankan wirausaha. Karena tempat juga sangat menunjang dalam hal wirausaha dan bisa menjadikan suatu bahan pertimbangan oleh konsumen mengenai wirausaha yang sedang dijalankan.

1.2 METODE PENELITIAN Dalam hal ini penulis menggunakan:
 a. Metode Naratif
            Sebagaimana ditunjukan oleh judulnya, pembahasan ini bertujuan untuk memberikan suatu cerita dari narasumber tentang suatu usaha yang sedang dijalankan samapi mencapai kesuksesan.
 b. Survai
            Proses yang dilakukan melalui wawancara, mengumpulkan data-data dan keterangan dari seorang narasumber yang ada hubungannya dengan usaha yang sedang dijalankan.

1.3 BATASAN MASALAH Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan dalam hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi masalah hanya pada ruang lingkup tentang kisah awal mulanya berwirausaha sampai mencapai kesuksesan.
1.4 MAKSUD DAN TUJUAN  Sebagai contoh yang bisa ditiru apabila ingin menjalankan suatu usaha  Untuk memenuhi tugas kedua mata kuliah Kewirausahaan

BAB II
LANDASAN TEORI

        A.   Wirausaha

2.1 Pengertian
   Pengertian dari wirausaha adalah hal-hal yang berhubungan dengan keberanian seseorang dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Berikut ini digambarkan perkembangan teori dan definisi wirausaha yang asal katanya adalah terjemahan dari entrepreneur. Istilah wirausaha ini bersal dari entrepreneur (bahsa Perancis) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between. Sebagai contoh dari pengertian go-between atau perantara yang dimaksudkan dalam istilah bahasa Perancis entrepreneur adalah pada saat Marcopolo yang mencoba merintis dalam jalur pelayaran dagang ke timur jauh.Dia setuju mendatangani kontrak untuk menjual barang dari seorang pengusaha. Kontrak ini memberi pijaman dagang kepada Marcopolo dengan bagian keuntungan sebesar 22,5% termasuk asuransi. Pemilik modal tidak menanggung resiko apa-apa sedangkan si pedagang yang belayar menanggug resiko besar.Pada saat pelayaran tiba di tujuan dan barang dagangan dijual maka si pemilik modal menerima keuntungan lebih dari 75% sedangkan si pedagang menerima keuntungan yang lebih kecil. Kemudian pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seorang aktor sebagai orang yang memimpin proyek produksi. Orang ini tidak menanggung resiko akan tetapi pemimpin proyek menyediakan sumber-sumber yang diperlukan. Bentuk entrepreneur pada abad pertengahan ini berbentuk clerical yaitu orang yang bertanggug jawab dalam pekerjaan arsitek seperti untuk pekerjaan bangunan istana dan sebagainya. Pada abad ke 17 istilah entrepreneur digambarkan sebagai orang yang melakukan kontrak pekerjaan dengan pemerintah untuk memasok produk tertentu.Kontrak ini memakai harga tetap keuntungan atau kerugian yang di peroleh dari pekerjaan iniadalah merupakan dari kerugian wirausaha. Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.Pengertian wirausaha disini menekankan pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Dalam beberapa segi pandangan hikayat Amerika, entrepreneur di gambarkan sebagai tokoh pahlawan yang membuka hutan, menaklukkan gunung, membendung sungai menciptakan dam, membangun masyarakat baru, menanjak dari orang yang tiada sampai orang yang ada, kesemuanya itulah yang membentuk bangsa Amerika sebagai bangsa baru. Dalam kepustakaan bisnis beberapa sarjana Amerika memberi arti entrepreneurship sebagai kegiatan individual atau kelompok yang membuka usaha bari dengan maksud memperoleh keuntungan (laba), memelihara usaha itu dan membesarkannya, dalam bidang produksi atau distribusi barang-barang ekonomi atau jasa. Meskipun orang dapat memberi arti ‘entrepreneur dan entrepreneurship’ berbeda, namun pendapat Schumpeter pada tahun 1912 masih banyak diikuti berbagai kalangan.
 Pandangan berwirausaha, sekarang tampaknya lebih maju dan memasuki sector pemerintahan.Pemerintah mulai menginginkan pengolahan asset Negara secara wirausaha.Para pejabat dengan segala aparatnya harus bertindak sebagai wirausaha, mengelola asset negara.Pemerintah mulai mengurangi subsidi yang makin lama semakin merongrong keungan Negara.
      Wirausaha pemerintah, dibahas panjang lebar oleh David Osborne dan Ted Gaebber (1992) dalam buku yang berjudul Reinventing Government, diterjemahkan “Mewirausahakan Birokrasi”.

2.2 Faktor Usaha
     Di samping faktor personal yang ada dalam diri pribadi wirausaha maka ada faktor luar dalam terhadap pembentukan watak wirausaha.Dinegara kita ini ada beberapa daerah atau lokasi yang banyak wirausahanya.
     Demikian pula di Amerika terkenal daerah Silicon Valley di mana dijumpai banyak pengusaha-pengusaha besar.Di Negara tersebut dijumpai kegiatan wirausaha membeli dan menjual barang, transportasi, pegudangan, perbankan dan berbagai jasa konsultan.Suasana semacam itu sangat berpengaruh kepada warga masyarakat untuk menumbuhkan minat berwirausaha. Suatu kenyataan kita lihat bahwa kurangnya wirausaha dari masyarakat keturunan Afrika-Amerika dibandingkan dengan masyarakat keturunan Asia-Amerika adalah sangat kurangnya wirausaha Afirka-Amerika yang dapat memberi contoh.Khususnya dalam bidang pemilikan pertokoan keturunan Afrika-Amerika sangat sedikit sekali sehinga mereka tidak dapat memberikan pengalaman kepada generasi mudanya.

Faktor-faktor yang mendorong menjadi pemicu bisnis adalah :  Adanya persaingan dalam dunia kehidupan. Adanya hubungan-hubungan atau relasi-relasi denga orang lain Adanya tim yang dapat diajak bekerjasam dalam berusaha Adanya dorongan orang tua untuk membuka usaha Adanya sumber-sumber yang bias dimanfaatkan, misalnya memiliki tabungan, modal, warisan, memiliki bangunan yang lokasi strategis dan sebagainya. Mengikuti latihan-latihan atau Incubator bisnis. Sekarang banyak kursus-kursus bisnis dan lembaga manajemen fakultas ekonomi melaksanakan pelatihan Incubator bisnis. Kebijakansanaan pemerintah misalnya adanya kemudahan-kemudahan dalam lokasi berusaha ataupun fasilitas kredit, dan bimbingan usaha yang di lakukan oleh Depnaker.
2.3 Faktor Pemicu Wirausaha Event artinya yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun kedunia bisnis adalah :
 Ø  Adanya ketidak puasan terhadap pekerjaan sekarang
 Ø  Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak ada pekerjaan lain
 Ø  Dorongan karena faktor usia
 Ø  Keberanian menanggung resiko
 Ø  Dan komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis
 Ø  Adanya bantuan family dalam berbagi kemudahan
 Ø  Adanya pengalaman-pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya
 Ø  Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis

2.4 Kharesteristik Wirausaha Beberapa karakteristik wirausaha yang dikenal dengan istilah 10D dari Bygrave 1994:
1. Dream artinya seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana keinginan terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya. Dia harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan keinginan tersebut.
2. Decisiveness artinya seorang wirausaha adalah orang yang bekerja cepat. Mereka membuat keputusan dengan cepat dan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan dalam mengambil keputusan adalah kunci keberhasilan bisnisnya.
3. Doers artinya begitu seorang wirausaha mengambil keputusan maka ia langsung menindaklanjuti. Mereka melaksanakan kegiatan yang ia sanggupi secepat mungkin, tidak menyia-nyiakan kesempatan.
4. Determination artinya seorang wirausaha melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian. Dia memiliki rasa tanggung jawab tinggi dan tidak mau menyerah walaupun dia dihadapkan pada rintangan yang tidak mungkin diatasi.
5. Dedikasi artinya dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat tinggi, kadang-kadang dia mengorbankan hubungan kekeluargaan, bekerja tidak mengenal lelah, dan semua perhatian dan kegiatan dipusatkan untuk kegiatan bisnisnya.
6. Devotion artinya seorang wirausaha mencintai pekerjaan bisnisnya lebih dari yang lain sehingga ia berhasil dengan efektif.
7. Details artinya seorang wirausaha harus memperhatikan factor-faktor kritis secara detail dan tidak mengabaikan sekecil apapun factor yang menghambat usahanya.
8. Destine artinya seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai. Dia merupakan yang mandiri, tidak tergantung pada orang lain.
9. Dollars artinya seorang wirausaha tidak mengutamakan kekayaan atau uang tetapi uang merupakan ukuran kesuksesan bisnisnya.
10. Distribute artinya seorang wirausaha bersaedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya terhadap orang-orang kepercayaannya.

B. Konsep Pemasaran
2.1.1 Product Produk dalam usaha tersebut dapat kami simpulakan observasi yang kami lakukan berupa jasa karena pengusaha tersebut membeli gabah dari petani untuk diolah menjadi beras.Selain menjadi beras barang tersebut dapat diolah menjadi dedek atau dapat berupa menjadi makanan hewan seperti bebek, ayam, sapi, kambing atau hewan ternak lainnya.Jadi barang tersebut tidak ada yang dibuang semuanya dapat diolah lagi dan dijual kembali.Akan tetapi barang tersebut penjualanya sesuai permintan dari pembeli.Dan melihat dari hasil panen yang dihasilkan oleh petani.Dan untuk system penjualannya dilakukan didalam tempat usahanya sendiri jadi pembeli datang ketempat usaha tersebut untuk membeli produk yang telah dihasilkannya dan dapat pula dijual kepasar-pasar tapi itu tergantung dari permintaan.
2.1.2 Price Price dalam bahasa Indonesianya adalah harga dalam harga tersebut seorang pengusaha ini tidak bisa menentukan harga tersebut karena harga tersebut tergantung dari besarnya permintaan dan kualitas barang yang dihasilkan dan pemrintah juga dapat menentukan harga tersebut.Jadi keuntungan yang diperoleh oleh pengusaha tersebut tidak pasti karena dia melihat dari kualitas barang yang dihasilkannya dan harga yang tidak pasti.
2.1.3 Place Place dapat disebut juga tempat dalam tempat usaha tersebut bisa dibilang strategis. Karena usaha tersebut berlokasi di samping jalan utama dan banyak dilalui kendaraan umum. Jadi akses untuk melakukan transaksi jual beli barang tersebut tidak ada kendala hanya saja kondisi tempat usaha tersebut bercampur dengan rumah sang pemilik usaha dan ditempat tersebut tidak adanya keterangan bahwa tempat itu adalah sebuah usaha pengilingan beras dan penjualan beras sama gabah. Akan tetapi banyak masyarakat umum tau akan kehadiran usaha tersebut baik lokal maupun dari berbagai daerah.
2.1.4 Promotion Promotion atau promosi dalam usaha ini promosi yang dilakukannya adalah dari mulut kemulut oleh masyarakat sekitar dan sampai menyebar kedalam berbagai daerah khususnya daerah Tangerang dan sekitarnya. Jadi prmosi pengusaha tersebut hanya mengandalkan dari masyarakat sekitar untuk mempromosikan barang yang dihasilkannya. Dan pengusaha tersebut harus meningkatkan kualitas barang yang dihasilkan dan memenuhi permintaan konsumen.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Identitas Perusahaan
Nama Usaha Nama usaha ini adalah UD “HAPAS REZEKI” usaha tersebut bergerak dibidang jasa maupun produksi penggilingan padi dan pengolahan hasil sampingnya.
Alamat Desa tanah merah Rt 001/004,Kecamatan Sepatan Timur ,Kabupaten Tangerang, Propinsi banten, 15520.
Visi dan Misi Seperti layaknya usaha usaha lain, tentunya perusahaan Rice Mill ini juga memiliki sebuah Visi dan Misi yaitu:
Visi:  Ikut menjaga stabilitas pangan warga dan masyarakat sekitar
Misi: Menyediakan dan melakukan penjualan beras untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
3.2 Indentitas Pengusaha Nama             : Bpk. Hafas Alamat       : Desa tanah merah Rt 001/004, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten    Tangerang, Propinsi banten, 15520.

3.3 Tinjauan Umum  Perusahaan
A.  Sejarah Perusahaan Rice Mill(penggilingan padi) “HAPAS REZIKI” didirikan oleh Bapak Hapas  pada tahun 1995 di desa Tanah merah tangerang, dengan modal waktu itu sekitar Rp 100.000. Beliau terdorong mendirikan perusahaan ini karena ia melihat di wilayah Desa tanah merah belum ada usaha yang bergerak di bidang penggilingan padi, padahal sumber penghasilan utama dari sebagian besar penduduk desa setempat adalah petani. Pada waktu itu untuk memecah gabah menjadi padi masih ada beberapa orang yang memakai lesung. Sebelumnya bapak hapas memiliki usaha rice mill di daerah sepatan namun karena lokasi masih sewa dan belum ada nya pegawai, maka beberapa tahun kemudian pindah ke lokasi sendiri di daerah desa tanah merah dengan 1 pegawai yaitu saudara dari Bapak Hapas sendiri, serta bapak Hapas yang juga ikut dalam pengerjaan itu. Karena lokasi ditengah daerah pertanian warga, maka bapak hapas berinisiatif untuk memakai lokasi ini, tujuan awal dari pendirian perusahaan ini hanyalah berfungsi untuk penggilingan padi saja, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, pada akhirnya usaha ini berkembang menjadi tempat jual beli beras dan juga hasil samping penggilingan.
B. Produk/Jasa Jasa yang dihasilkan dari Bapak Hapas adalah berupa pengilingan beras yang di giling dari  gabah menjadi beras, untuk dijual kepada konsumen dipasaran umum.
C. Proses Produksi
Dalam proses produksi yang dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Persiapan bahan baku Untuk menghasilkan beras yang berkualitas usaha Rice Mill ”HAPAS REJEKI” menggunakan bahan baku gabah yang berkualitas pula. Dalam penentuan kualitas usaha ini juga menetapkan standar tersendiri, yaitu gabah harus diketahui varietasnya, asal gabah, kapan dipanen, kadar air gabah dan langsung dikeringkan sampai kadar air 14%, baik melalui penjemuran atau menggunakan alat pengering. Penundaan gabah kering panen lebih 2 -3 akan menimbulkan kuning. Gabah yang sudah kering dicegah agar tidak kehujanan karena dapat meningkatkan butir patah dan menir. Gabah yang digiling adalah gabah kering panen yang barau dipanen agar penampakan putih cerah dengan cita rasa yang belum berubah. Bila menggunakan gabah kering yang telah disimpan lebih dari 4 bulan atau 1 musim, maka penampakan beras tidak optimal (buram) dan terjadi perubahan cita rasa (tingkat kepulenan menurun).

2. Proses Pemecahan Kulit Pada proses ini, mula-mula tumpukan gabah disiapkan di dekat lubang pemasukan (corong sekam) gabah. Mesin penggerak dan mesin pemecah kulit dihidupkan, kemudian corong sekam dibuka-tutup dengan alat klep penutup. Proses pemecah kulit dilakukan 2 kali (ulangan) dan diayak 1 kali dengan alat ayakan beras pecah kulit agar dihasilkan beras pecah kulit (BPK). Ayakan BPK untuk varietas butir bulat (ukuran lubang ayakan 0,8 inci) dan butir panjang (ukuran lubang ayakan 1 inci) berbeda. Proses pemecah kulit berjalan baik bila butir gabah pada beras pecah kulit tidak ada. Namun bila masih banyak butir gabah harus distel kembali struktur rubber roll dan kecepatan putarannya.

3. Proses Penyosohan Beras Proses ini menggunakan alat penyosoh tipe friksi yaitu gesekan antar butiran, sehingga dihasilkan beras yang penampakannya bening. Beras pecah kulit disosoh 2 kali. Penyosohan pertama menggunakan mesin penyosoh tipe kulit friksi (dapat digunakan merk ICHI N 120 kapasitas 1200 kg per jam) dan sosoh kedua menggunakan mesin penyosoh merk ICHI N 70 kg per jam). Perlu diperhatikan kecepatan putaran untuk mencapai beras berkualitas adalah 1100 rpm dengan menyetel gas pada mesin penggerak dan menyetel katup pengepresan keluarnya beras. Proses penyosohan berjalan baik bila rendemen beras yang dihasilkan sama atau lebih dari 65% dan derajat sosoh sama atau lebih dari 95%. Untuk mengelompokkan kelas mutu beras dapat ditambah ayakan beras. Alasan mengapa perusahaan menggunakan alat penyosoh tipe friksi, karena menghasilkan kehilangan hasil selama penggilingan terendah (3,14% dibanding alat penyosoh tipe abrasive (3,54%). Usaha meningkatkan mutu beras hasil giling tergantung dari produk akhir yang diinginkan konsumen. Ada 3 kelas kualitas beras di pasaran, yaitu beras bening, beras putih dan beras mengkilap. Untuk memproduksinya diperlukan proses yang berbeda. Untuk pembuatan beras dengan penampakan bening menggunakan alat penyosoh tipe friksi, untuk beras putih menggunakan alat penyosoh tipe abrasive dan untuk beras putih menggunakan alat penyosoh sistem pengkabutan.

4. Proses Pengemasan Beras hasil giling tidak langsung dikemas, sampai sisa panas akibat penggilingan hilang. Jenis kemasan harus memperhatikan beras isinya. Untuk kemasan lebih dari 10 kg menggunakan karung plastik yang dijahit tutupnya. Sedangkan untuk yang ukuran 5 kg dapat dengan kantong plastik dengan tebal 0,8 mm. Fakta yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis kemasan adalah kekuatan kemasan, bahan kemasan (sebaikknya bersifat tidak korosif dan tidak mencemari produk beras, kedap udara atau pori-pori penyerapan uap air dari luar tidak mengganggu peningkatan kadar air beras dalam kemasan).

5. Proses Penyimpanan Tempat penyimpanan beras yang harus diperhatikan adalah kondisi tempat penyimpanan harus aman dari pencurian dan tikus, bersih, bebas kontaminasi hama (Caliandra sp. Dan Tribolium sp.) dan penyakit gudang, ada pengaturan aerasi, tidak bocor dan tidak lembab. Sebelum beras disimpan pekerja selalu melakukan pemeriksaan. Karung keras diletakkan diatas bantalan kayu yang disusun berjejer dengan jarak 50 cm untuk pengaturan aerase, tidak langsung kontak dengan lantai untuk menghindari kelembaban, memudahkan pengendalian hama (fumigasi), serta teknik penumpukan beras. Untuk volume produksi, perusahaan Rice Mill ”HAPAS REZEKI”dapat mencapai 7kwintal per hari, tergantung pada pasokan yang masuk ke pabrik. Selain Produksi beras, dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedak atau bekatul antara 8- 12%. Oleh karena itu perusahaan ini juga memerjual belikan dedak untuk berbagai keperluan masyarakat sekitar seperti pakan ayam ternak dan lain-lain. Sedangkan untuk sekam penjualannya tidak dilakukan secara sembarangan, dan biasanya sudah ada yang memesan dari persahaan batu-bata di sekitar desa. Tetapi tak jarang pula hasil sekam yang sangat melimpah digunakan masyarakat desa sebagai bahan pengganti minyak. Umumnya ada yang langsung digunakan tapi ada pula yang membuatnya menjadi arang sekam untuk dijual dan dijadikan briket sekam.

D.    Harga & Keuangan
Harga yang dipatok dalam usaha ini tidak pasti karena barang tersebut melihat dari kualitas barang yang dihasilkan dan adanya ikut campur tangan dari pemerintah.Dikarenakan barang yang dihasilkan tersebut adalah suatu barang yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat umum. Terbatasnya barang ini membuat harga akanmenjadi naik. Adapun perhitungan rugi laba pada perusahaan Rice Miil “HAPAS REZEKI” dalam satu  bulan produksi adalah sebagai berikut:
Pendapatan : Penjualan Beras  700kg @ Rp 7.000                = Rp 4.900.000 Penjualan bekatul  100kg @ Rp 1.500             = Rp 1.500.000 Penjualan sekam  1000kg                                 = Rp 50.000 Total                                                                  = Rp 6.450.000
Pengeluaran : Tenaga Kerja 30 hari @ Rp 90.000                  = Rp 2.700.000 Bahan Bakar 25 ltr @ Rp 4.500                       = Rp 112.500 Perawatan                                                         = Rp 100.000 Lain-lain                                                           = Rp 900.000 Total                                                                 = Rp 3.812.500
Laba Bersih : Total Pendapatan                                              = Rp 6.450.000 Total Pengeluaran                                             = Rp 3.812.500
Jumlah                                                              = Rp2.637.500

E. Konsumen Yang Dituju & Strategi Pemasaran Strategi pemasaran yang dilakukan oleh usaha ini adalah dengan merangkul beberapa kasta perdagangan, yaitu dari pembeli eceran sampai dengan lingkup pasar, selain itu juga beberapa tetangga yang ingin padinya digiling. Dengan jalur distribusi yang meliputi tiga model yaitu: Ø  Produsen Konsumen Ø  Produsen Pedagang Eceran Konsumen Ø  Produsen Pedangan Menengah Pedagang Eceran Konsumen Area pemasaran dari perusahaan ini meliputi beberapa daerah, terutama daerah spatan. Untuk pemasaran didaerah spatan biasanya dilakukan oleh para pedagang pasar yang tersebar di berbagai wilayah tersebut. Aspek pemasaran yang selanjutnya adalah promosi. Pada perusahaan Rice Mill ”hapas rezeki” nyaris tanpa melakukan promosi terbuka secara mencolok. Pemilik usaha lebih mengandalakan kemahiran lobiying dan penjagaan kualitas produk. Dengan demikian tanpa harus banyak gembar-gembor konsumenpun akan datang dengan sendirinya.
F. Sumber Daya Manusia & Peralatan Bapak Hapas tidak memiliki banyak karyawan, beliau hanya dibantu oleh saudaranya sendiri, jadi hanya ada 1 karyawan ditambah  Bapak Hapas sendiri yang mengelola usaha itu, karena terhambat biaya keuntungan yang minim Bapak Hapas masih ragu untuk merekrut karyawan tambahan, tetapi walaupun hanya berdua usaha ini tetap berjalan dengan lancar dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga Bapak Hapas sendiri. Peralatan yang digunakan ada dua, yang satu untuk proses pemecahan kulit gabah, dan yang satu lagi di gunakan untuk menyaring sisa-sisa gabah dari mesin pertama, sebenarnya Bapak Hapas memiliki 3 mesin, tetapi karena keterbatasan tempat jadi hanya digunakan 2 mesin, walaupun begitu proses produksi tetap berjalan dengan lancar dan beras yang di hasilkan cukup bagus.


3.4 Analisa S.W.O.T
ü  STRENGTH (KEKUATAN) Kekuatan dari usaha ini adalah banyaknya pelanggan yang ingin menggiling gabahnya menjadi beras, selain itu juga cuaca yang bagus dan tidak ada hama karena dengan cuaca yang bagus dan tidak adanya hama maka beras yang di hasilkan juga akan berkualitas bagus.
ü  WEAKNESS (KELEMAHAN) Kelemahan dari usaha ini adalah kurangnya tempat untuk proses produksi juga terkadang kelemahan datng dari faktor cuaca dan hama, dimana permasalahan yang sering dihadapi para petani dan para pengusaha tani.
ü  OPPORTUNITIES (KESEMPATAN) Peluang untuk perkembangan usaha ini cukup besar, karena dilihat dari pertama berdirinya usaha ini sampai sekarang, cukup bagus dari yang hanya modal seadanya, tempat juga masih menyewa, sampai sekarang sudah menjadi tempat sendiri dan bisa memiliki mesin-mesin penggiligan sendiri selain itu usaha ini tidak pernah sampai gulung tikar.
ü  THREANTS (ANCAMAN) Dalam dunia bisnis tentunya setiap perusahaan tidak akan dapat terlepas dari adanya persaingan/ancaman usaha. Sebagai sebuah perusahaan, maka Perusahaan Rice Mill ”HAPAS REJEKI” juga memiliki bebrapa kompetitor dalam setiap persaingan usaha. Adapun para pesaing tersebut adalah:
Adanya rice mill keliling sehingga mengurangi langganan/konsumen yang biasa melakukan penggilingan padi secara langsung. Hal ini biasanya terjadi pada para petani yang berjarak cukup jau dari pabrik.
Adanya persaingan tidak sehat sesama perusahaan rice mill lain, terutama mengenai ongkos giling. Diwilayah spatan ada sebuah organisasi pengusaha rice mill, dimana telah ditetapkan batas minimal ongkos giling, tetapi pada kenyataannya ada beberapa perusahaan penggilingan padi yang melanggar kesepakatan tersebut yaitu dengan menurunkan ongkos giling, hal ini tentunya akan menyebabkan larinya pelanggan/konsumen.


BAB IV PENUTUP

 4.1  KESIMPULAN
            Jadi Bapak Hasap adalah seorang pemilik rice mill yang sukses. Walau usianya sudah tua tapi semangat berjuangnya seperti masih berusia muda tak pernah menyerah, selalu berusaha dan berdoa. Dengan sikapnya yang ramah terhadap semua orang, penampilan yang sederhana dan rumah yang ditempatinya sederhana tapi dibalik semua itu beliaulah salah satu dari banyak pemilik rice mill yang sukses dengan pendapatan perbulannya yang cukup besar.
Jadi intinya kita jangan pernah memandang seseorang hanya dari penampilan luarnya saja karena penampilan itu bisa menipu selain itu juga kita tidak boleh menyerah apalagi putus asa dalam melakukan usaha apa pun Karena semua yang kita lakukan pasti ada jalannya. Mamang kegagalan merupakan cambuk untuk sebuah kesuksesan tapi dibalik kegagalan itu pasti ada hikmahnya. Ada pepetah bilang “masih banyak jalan menuju roma” kita memang harus selalu optimis dengan semuanya. Dalam segala hal yang kita lakukan pasti ada ujian, cobaan dan tantangannya. Secara tidak disadari itu merupakan musuh yang tidak kita ketahu darimana datangnya, arahnya dan tujuanya tapi itu semua memang harus kita hadapi. Bila kita mampu menghadapinya maka tunggulah kesuksesan telah menunggu. Tapi kita juga jangan lupa berdoa karena dalam suatu hadis dikatakan “kejerlah akhiratmu maka dunia akan mengejarmu”jadi dalam melakukan usaha apapun harus diimbangi dengan keimanan.
 4.2 SARAN
Untuk penyempurnaan pembuatan makalah kedepannya, saya mengharapkan adanya saran dari semua pihak baik dosen maupun seluruh mahasiswa yang membaca makalah kewirausahaan ini terhadap kekurangan yang terdapat pada makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA

Peter Raja Gukguk,  Modul Entrepreneurship, Jurusan Manajement Informatika, Akademi Manajement Informatika dan Komputer, Bina Sarana Informatika. ·         www.wikipedia.com ·         www.google.com

About the Author

upie nawa

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

Post a Comment

 
Upie Nawa Blog © 2015 - Designed by Templateism.com